Selasa, 17 April 2012

Husnudzan dan taubat

A.   Husnudzan

1       Pengertian Husnudzan

Husnudzan adalah perilaku berbaik sangka. Baik kepada Allah, maupun sesama manusia. Yang dijelaskan dalam surat Al-Hujurat ayat 10:

[49:10] Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

2.    Bentuk dan contoh Husnudzan

a.    Husnudzan kepada Allah

Merupakan siakp atau akhlak terpuji tingkat tinggi. Sikap ini merupakan sikap berbaik sangka terhadap Allah atas segala kesempurnaaanya.

Sikap orang yang berbaik sangka terhadap Allah:
·         Selalu optimis terhadap apa yang ia lakukan karena ia yakin Allah akan membantunya.
·         Selalu teguh, sabar, dan percaya diri bahwa usahanya pasti berhasil.
·         Senantiasa bertawakal dan berdoa kepada Allah supaya diberi pertolonganNya.
·         Tidak mudah putus asa, tetap berusaha dan pantang menyerah.
·         Jika terlanjur berbuat dosa segera bertaubat dan mohon ampun kepada Allah.
b.    Husnudzan kepada diri sendiri

Merupakan manifestasi dari sikap husnudzan kepada Allah swt. dan meyakini akan kemampuan diri sendiri. Maka akan tercipta sikap:
·         Pantang menyerah dan gigih.
·         Tidak putus asa dalam melakukan urusannya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al-qur’an:

[12:87] Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".

·         Berinisiatif. Merupakan sikap yang dilakukan tanpa perintah dari orang lain untuk mengerjakannya. Contoh sikap ini adalah kreatif dan tidak putus asa.
·         Rela berkorban.

c.    Husnudzan kepada sesama manusia

Merupakan sikap yang dilakukan dengan sesama muslim  agar tercipta keamanan dan ketentraman dengan selalu berprasangka baik kepadanya. sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif, menjaga hak-hak orang lain, membebaskan umat beragama untuk beribadah, dan saling menghargai antar sesamanya.

3.    Manfaat sifat Husnudzan

·         Hubungan persaudaraan lebih harmonis atau lebih baik.
·         Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama manusia.
·         Selalu bahagia atas kebahagiaan orang lain.
·         Meningkat kadar keimanannya.
·         Selalu mendapat pertolongan dan kemudahan hidup dari Allah swt.

B.     Taubat
1.     Pengertian taubat

Menurut bahasa tauabat berasal dari bahasa yaitu: Taaba-yatuubu-taubatan yang berarti kembali.
Menurut istilah taubat berarti kembali ke jalan Allah dan menyesali perbuatan dosanya untuk tidak kembali melakukan perbuatan dosanya.
Menurut al ashfahany taubat adalah meninggalkan perbuatan dosa dengan baik.
Sedangkan taubat secara syara’ adalah meninggalkan perbuatan dosa karena kejelekkannya dan menyesal atas perbuatannya serta bertekad untuk meninggalkan kebiasaan buruknya.
Sebagaimana firman Allah tentang taubat:

[66:8] Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mu'min yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

2.    Macam-macam Taubat

Secara umum taubat dibagi menjadi 3 yaitu:
·         Taubat awam atau taubat manusia umum,  yaitu taubat manusia secara umum. Maksudnya adalah hati seseorang tunduk dikarenakan perbuatan salah dan dosanya.
·         Taubat Khawas atau taubat orang-orang khusus, taubat tingkat ini sebagai tanda meningkatnya ma’rifat manusia kepada Allah.
·         Taubat akhas al khawas, yaitu taubat tingkat paling tinggi. taubat ini merupakan taubatnya Rasulullah saw.

3.     Tata cara bertaubat

·         Menyadari kesalahan, karena seseorang tidak mungkin bertaubat kalau dia tidak menyadari kesalahannya atau tidak merasa bersalah.
·         Menyesali kesalahan, sekalipun seorang tahu bahwa dia bersalah tetapi dia tidak menyesal telah melakukannya, maka orang tersebut belumlah dikatakan bertobat.
·         Memohon ampun kepada Allah SWT  atau beristighfar dengan keyakinan atau husnudzon bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa. Semakin banyak beristigfar kepada Allah SWT semakin baik.
·         Berjanji tidak akan mengulanginyalagi. Janji itu harus keluar dari nuraninya dengan sejujur-jujurnya, tidak  hanya di mulut. Sementara di dalam hatinya masih tersimpan niat untuk mengerjakan dosa itu sewaktu-waktu.
·         Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal sholeh untuk membuktikan bahwa dia benar-benar telah bertobat. 
Sebagaimana firman Allah swt dalam surat Thaha ayat 82:

[20:82] Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.

2.    Jenis dosa dan cara Taubatnya

·         Dosa yang berkaitan dengan hak Allah, cara taubatnya dengan menyesali perbuatan dosanya dan tidak akan mengulanginya lagi.
·         Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi atau diqodho, cara taubatnya dengan menyesali perbuatannya dan bertaubat kepada Allah.
·         Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada pengganti , cara taubatnya dengan tidak mengumpat, menyesali dan memperbaiki diri.
·         Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada mereka, cara taubatnya harus bertekad mengembalikan dengan cara konsisten

3.    Manfaat Taubat

·         Taubat dapat menjadi senjata akhlak yang sangat ampuh yang digunakan manusia dalam hidupnya.
·         membuka pintu harapan bagi manusia yang bingung karena dosa-dosanya yang terus membayanginya.
·         membebaskan manusia dari perasaan takut.
·         mendorong manusia untuk bertaubat setiap saat dalam hidupnya.
·         terhindar dari perbuatan tercela.
·         tergolong orang-orang yang beriman dan selalu dalam lindungan Allah swt.

Kamis, 12 April 2012

Bahagia dan Sedih

Bahagia itu sangat sederhana. Bila kita melihat orang yang kita sayang itu bahagia, kita akan merasa bahagia juga. Tetapi bahagia itu sulit bila orang yang kita sayang bahagia jika meninggalkan kita.
Sedih pun juga demikian. Bila kita melihat orang yang kita sayang itu sedih, kita akan merasa sedih juga. Bila orang yang kita sayang sedih saat berada disamping kita, kita akan sulit untuk merasakan kesedihannya.